Wednesday, August 5, 2009

Mobilku sayang

Pada suatu siang setelah menjalani infus Zometa bulanan di RS, aku bersama bu dokter menuju ke tempat praktiknya di Senen untuk suntik Zoladex dengan mengendarai mobilku.
“Tidak pakai supir?” tanya bu dokter.
“Tidak dok. Saya paling nggak suka pake supir,” jawabku. Kalo ada supir rasanya privacy terganggu dan juga mesti keluar ongkos. Padahal aku merasa nyaman berkendara sendiri.
“Berapa lama dari rumah ke kantor?” ia bertanya lagi.
“Kalo ga macet, ga sampai 45 menit, tapi kalo macet bisa 1 jam atau bahkan lebih.”
Mungkin bu dokter yang baik hati itu merasa khawatir aku kecapaian menyetir mobil di Jakarta yang terkenal sering macet itu. Atau prihatin dengan kondisi mobilku yang selang power steering-nya pernah jebol di halaman RS, yang AC-nya sering bermasalah dan yang sebelumnya pernah mengalami ini dan itu.
Mobil ini memang sudah tak muda lagi. Dibeli di awal krismon yang mengakibatkan jatuhnya Soeharto. Tapi mesinnya masih mulus dan enak dipakai.
Dua hari yang lalu (Senin, 3 Agustus 2009). Ketika hendak meninggalkan kantor, tiba-tiba Pak Satpam memberi aba-aba untuk berhenti. Ya ampun. Ternyata ban kempes.
Untung.... Ketahuan. Karena masih dalam lingkungan kantor, banyak tenaga yang membantu. Trims ya Pak, Mas....
Seandainya ban mobil kempes di jalan. Celaka betul. Soalnya ketika itu jam sudah menunjukkan sekitar pukul 21:25. Kalau siang sih masih mending... Tapi kalau malam ngeri juga.
Keesokan harinya, setelah senam pagi, aku mampir ke tukang tambal ban di pinggir jalan. Ada bekas tambalan yang copot. Dengan sigap, ia menambalnya lagi. Tapi setelah diperiksa dengan disiram air, ternyata di pinggiran antara ban dan pelek keluar gelembung-gelembung udara.
“Ini bocor halus, tapi saya tak punya alatnya,” kata si mas sambil mengusulkan agar aku membawanya ke tukang ban di BTC (Bintaro Trade Center).
Ya sudah. Untuk tambal ban, ongkosnya Rp 15.000.
Di dompetku ada selembar Rp 5.000-an dan Rp 50.000-an. Jadi aku serahkan Rp 50.000. Si mas berusaha menukarkan ke warung sebelah, tapi tak berhasil.
“Nanti aja bayarnya,” katanya sambil mengembalikan uangku.
Aku jadi nggak enak ati. Tapi apa daya, akhirnya aku serahkan Rp 5.000 ke si Mas yang menurut pengakuannya bernama Boy, dan berjanji untuk melunasi sisanya nanti siang setelah menambal ban di BTC.
Siangnya aku ke BTC. Ban diperiksa, diketuk-ketuk, digoyang-goyang dan dipukul-pukul dengan sepotong besi. Lalu selesai.
“Lho, ini sudah, Mas?” tanyaku.
“Ya, ini nggak bocor. Cuma ada kotoran.”
Aku bengong. Tapi ya udah, aku percaya dong sama ahlinya.
“Ban ini sebetulnya sudah nggak layak, harus ganti,” katanya. “Kalau mau, saya ada ban yang seperti ini Rp 550.000. Itu sudah murah.”
Iya sih, memang ban belakang sudah jelek, tapi untuk sementara masih bisa dipakai. Jadi aku hanya membayar Rp 10 ribu untuk pengecekan ban.
Lalu soal lain muncul. Begitu meninggalkan BTC, jarum spedometer tidak jalan. Tulisan “check engine” di dashboard menyala terus. AC tidak dingin.
Sebetulnya ini untuk ke dua kalinya jarum spedomater macet. Bulan lalu juga pernah begitu. Bengkel langgananku di dekat rumah mengatakan kalau itu bukan sesuau yang terlalu mengkhawatirkan. Tetapi ketika mobil akan dibawa ke bengkel, eh, kondisi berubah normal sendiri.
Hari ini aku ke bengkel AC di Kebayoran Lama, tak jauh dari kantor, atas referensi seorang teman.
Setelah semua diperiksa, ternyata banyak yang harus diganti. Total biaya Rp 1.8 juta dengan perinciannya sbb:
1 servis komponen ND+silinder+seal = Rp 300 ribu
1 botol anu (tulisan cakar ayam tak terbaca) ND = Rp 190 ribu
1 ekspansi kotak ND = Rp 220 ribu
1 cooling coil ND Baleno = Rp 815 ribu
1 cuci blower=pasang cooling coil+freon anu (tulisan tangan cakar ayam tak terbaca) = Rp 275 ribu.
“Ini sudah murah,” kata koh Apin, pemilik bengkel.
Dan aku ini masih "untung" lho. Soalnya kalau kompresor rusak berat dan harus diganti, harganya Rp 2.1 juta.
"Kalau AC baru harganya Rp 8 juta," katanya.
Ya sudahlah. Memang kenyamanan itu mahal harganya.
Besok harus ke bengkel lagi untuk memeriksa jarum spedometer dan angka kilometer yang nggak mau jalan.
Tak apalah repot dikit, daripada ada masalah. Lagipula lebih baik naik mobil sendiri daripada naik taksi atau kendaraan umum... (Sebetulnya pernah terpikir untuk naik kereta api ke kantor. Berangkatnya ga masalah, tapi pulangnya susah karena frekuensi perjalanannya di malam hari sangat terbatas).

5 comments:

Pucca said...

wah.. repot juga ya kalo urusan mobil gak beres2, mobilku baru 3 tahun jadi masih blom harus ganti apa2.. pengennya sih gak mau ganti apa2 terus hehe.. kayanya mahal ya kalo ganti2 sparepart mobil.. yang bikin males itu kalo udah bayar mahal tp gak sembuh lagi penyakitnya..

T Sima Gunawan said...

iya Vi, kalo baru 3 tahun pasti ga ada masalah. mobilku tokcer sampai 8 tahun lebih, jarang juga dipakai ke luar kota sih. baru 2-3 tahun terakhir ada masalah, ganti plat kopling, ganti shock breaker, ganti selang power steering dll, karena faktor usia. tapi secara umum, mesinnya masih bagus, dan kalo dah diganti/diperbaiki biasanya ga bermasalah. tapi tentu dengan catatan montirnya jago...

yik said...

Duh.. repot bener ya. Turut prihatin :( Btw, udah dilunasin belum tuh utangnya sama mas Boy? hehe..

T Sima Gunawan said...

iya yik, repot memang kalo lagi bermasalah. tp masih untung punya mobil daripada ga punya... hehehehhe... utang ke mas boy udah dibayar dong.

serigalasenja said...

Nikmati pinjaman tanpa agunan/personal loan dengan persyaratan yang sangat
mudah dan variatif

bunga yang kecil dan proses hingga pencairan yang hanya membutuhkan waktu
maximal 5 hari kerja

persyaratan dokument yang sangat mudah , dapat menggunakan credit card atau
slip gaji / surat

keterangan penghasilan atau dapat juga menggunakan kwitansi/bukti angsuran
rumah,atau bukti

pembayaran personal loan dari bank lain.




PERSYARATAN DOKUMENT PENGAJUAN (DENGAN MENGGUNAKAN CREDIT CARD )

1.FOTO COPY KTP

2.FOTO COPY CREDIT CARD

3.FOTO COPY BILLING 1 BULAN TERAKHIR

4.FOTO COPY NPWP ( UNTUK PINJAMAN DIATAS Rp.50 JT )

*MINIMAL PINJAMAN Rp.10.000.000*

*MAXIMAL PINJAMAN 3 X LIMIT CREDIT CARD ATAU Rp.100.000.000*

*BUNGA PINJAMAN Rp.10.000.000 - 24.000.000 = 1,74 % /BULAN*

*BUNGA PINJAMAN Rp.25.000.000 - 100.000.000 = 1,55 % /BULAN*



PERSYARATAN DOKUMENT PENGAJUAN (DENGAN MENGGUNAKAN SLIP GAJI )

1.FOTO COPY KTP

2.FOTO COPY SECOND ID (NAME TAG )

3.SLIP GAJI ASLI/SURAT KETERANGAN PENGHASILAN

4.FOTO COPY TRANSFER GAJI 3 BULAN TERAKHIR

5.FOTO COPY NPWP (PINJAMAN DIATAS 50 JT )

* MINIMAL GAJI PER BULAN RP.10.000.000,- *

* MINIMAL PINJAMAN Rp.75.000.000 *

* MAXIMAL PINJAMAN Rp.200.000.000 *

* BUNGA 1,36 % /BULAN *



PERSYARATAN DOKUMENT PENGAJUAN (FOTO COPY ANGSURAN/CICILAN RUMAH)

1.FOTO COPY KTP

2.FOTO COPY KWITANSI/BUKTI ANGSURAN RUMAH

3.FOTO COPY NPWP (PINJAMAN DIATAS 50 JT )

*MINIMAL NILAI ANGSURAN RUMAH Rp.4.000.000,-*/bulan

*MINIMAL PINJAMAN Rp.40.000.000,- *

*MAXIMAL PINJAMAN Rp.200.000.000,-*

*BUNGA 1,36 % /BULAN *

*BESARNYA PINJAMAN BERDASARKAN BESARAN NILAI ANGSURAN RUMAH *



PERSYARATAN DOKUMENT PENGAJUAN (FOTO COPY ANGSURAN PERSONAL LOAN dr BANK
LAIN)

1.FOTO COPY KTP.

2.FOTO COPY BUKTI PEMBAYARAN PERSONAL LOAN

3.FOTO COPY NPWP (PINJAMAN DIATAS 50 JT )


*MINIMAL BUKTI ANGSURAN PERSONAL LOAN DARI BANK LAIN Rp.1 JT*

*MAXIMAL PINJAMAN 15X NILAI ANGSURAN PERSONAL LOAN DARI BANK LAIN *

INFO : CHAIRUL SARTO UTOMO

NO : 085859467928 DAN 081225773175