Sunday, February 21, 2010

EMOSI

Ngaku. Di blog ini kadang aku suka jaim supaya terkesan tegar. Ya, emang sih, aku berusaha sekuat tenaga supaya dapat menghadapi semuanya dengan tabah.
Tapi sebetulnya berat lho. Namanya juga manusia…. Pastilah ada saat2 ketika yang namanya emosi itu bergelora. Kadang2 bisa marah. Marah dan maraaah gara2 si kanker busuk. Jengkel. Sedih. Perasaan campur aduk kayak gado2. Cuma, bedanya kalo gado2 kan enak dimakan, nyam nyam nyam. Kalo gado2 emosi mana enak sih… rasanya pasti pahit bak empedu. (emangnya ada ya, yang pernah makan empedu?).
Emosi yang bergolak itu aku rasa wajar2 saja. Asalkan kita nggak larut di dalamnya. Marah boleh. Tapi jangan sampai banting HP atau lempar laptop (seperti pengurus PSSI yang kemarin memukul istrinya dengan laptop sampai tewas… ).
Kalo marah atau sedih, biasanya aku berusaha menahan diri dengan menghela napas panjaaaaaang dan mengatakan pada diri sendiri bahwa larut dalam perasaan itu tak ada gunanya. Ngapain kita marah2 atau sedih2 berkepanjangan? Yang ada malah tambah stres dan itu sama sekali tak menyelesaikan masalah.
Aku lalu membayangkan hal2 yang menyenangkan. Mensyukuri apa yang ada dan mencoba melihat betapa indahnya hidup ini. Keindahan itu ada di mana2. Tak usah jauh2, di balik jendela kamarku juga ada.
Tepat di depan kamar, menghadap ke jalan, terdapat pohon mengkudu yang tinggi dengan buah yang sangat lebat. Setiap hari pasti ada beberapa buah yang jatuh ke kebun. Kalau tak segera diambil, buah yang sudah kelewat matang itu akan membusuk dan mengeluarkan cairan beraroma keras yang bisa mematikan sebagian rumput gajah miniku di kebun bawah.
Meskipun demikian, pohon mengkudu ini banyak manfaatnya lho. Selain buahnya yang biasa aku pakai sebagai campuran jus, manfaat lainnya adalah keteduhan yang ditawarkan. Tapi yang paling menyenangkan adalah adanya burung dan kupu2 yang datang mampir.
Kadang2 terdengar kicauan burung yang nyaring. Tapi kalau aku melongok dari jendela, belum tentu tampak si empunya suara, entah di mana ia bersembunyi. Yang selalu tampak adalah kupu2 yang terbang melesat cepat sekali berputar-putar. Ada juga kumbang, tapi aku lebih suka kupu2.
Kupu2 itu kebanyakan warnanya kuning, tetapi ada juga yang biru. Pernah kucingku si Lulu tiba2 melompat ke meja kerjaku sambil mempersembahkan seekor kupu2. Untung hewan malang itu masih hidup dan dapat segera aku lepaskan ke luar jendela….
Interupsi.. interupsi… Hujan lebat turun ketika tulisan ini sedang ditulis dan ooohh… kamarku yang indah ini bocor. Dan pas kena ranjang… Untung di pinggir ranjang, bukan di tengah ranjang….
Untung bocornya kalau hujan lebat saja. Kalau hujannya tidak lebat, tidak bocor. Tapi namanya bocor tetap saja menjengkelkan. Aku sudah pernah berusaha menghubungi tukang yang dulu membuat kamar ini, tetapi HP-nya tidak aktif. Sempat aku kirim SMS tapi tak ada balasan. Kebocoran ini harus segera diatasi. Soalnya kalau didiamkan saja, makin lama bocornya pasti makin besar dan merongrong. Sudah tiga kali aku terganggu oleh bocor ini.
Untung aku punya teman yang bekerja sebagai kontraktor. Besok aku mau minta tolong dia, ah. Temanku ini baik sekali, saking baiknya, aku sampai sungkan karena dia tak mau dibayar untuk jasa tukang yang pernah aku mintai tolong.
Yach.. aku bersyukur pada Tuhan karena banyak teman yang baik hati. Aku juga bersyukur karena masih dapat mensyukuri semuanya dan dengan rasa syukur inilah aku dapat menenangkan gejolak emosi dan menjalani hidup ini dengan damai.

9 comments:

Pucca said...

aku sih pernah makan empedu sim, dan emang rasanya emang pait banget hehe..
kalo bocor mesti diberesin tuh, kalo gak bisa melebar kemana2..

Paulus Santosa said...

Sima, it is OK to be angry or sad! The key issue is how to get a successful way to manage them. I think you have done so well and you have been a model for many of your blog readers.

Be strong as you are not alone!

sima said...

@Vi, makan empedu dalam rangka apa? buat obat ya?
kemarin udah panggil tukang, tapi hari ini masih bocor... hiks hiks..

@Paulus, thank you.... I always appreciate your encouraging comment. Btw, how are you? I hope you are doing great.

Elyani said...

@Sima: marah dan emosi itu sangat manusiawi sekali, kalau sudah membludak jangan disimpan sendiri. Cari teman yg bisa diajak berbagi, atau kalau gak ya tuangkan uneg2 ke si meong. Aku kadang mengeluh ke Suneo meski dianya mondar mandir cari kesibukan sendiri. Nanti selepas itu aku main2 sama dia, akhirnya berkurang deh stressnya. Kapan2 kita chatting yuk biar kita bisa tukeran uneg2...hehehe! Salam sehat dan tetap semangat ya Sim!

amd said...

Buah mengkudu juga tanaman kesayangan eyangku dulu, buahnya dijadikan jamu, konon manjur utk darah tinggi. Biar gak pahit banget, jamunya ditambahi madu. Mbak Sima, selalu ada banyak madu persahabatan yang akan selalu menguatkanmu. Tetep smangat ya Say.

sima said...

@ely: tengkiyuuu... memang iya emosi itu bisa seperti air yang kalo ga ditampung bisa mbludak kemana2, jd berabe. makanya pengelolaan emosi itu penting ya. ayuuk chatting.. kamu bisa di-chattingi- di mana? aku ada YM, add aku ya di simagunawan@yahoo.com

@amd: mengkudu itu aku campurin dikit di jus, tp suka dicela nyokap krn mengkudunya blm begitu mateng--sengaja... biar ga bau.. hehehhe. kalo nyokap bisa tuh ngerebus mengkudu yg pada berjatuhan di kebon dan minum airnya. kalo dia lagi ngerebus mengkudu, wah baunya haruuuummm sekali.

Paulus Santosa said...

I just have an annual post therapy check up a couple of week ago and so far I am OK. My mother just passed away last week and I came to Magelang for the funeral. She was 93 years old.

I was thinking of you when I passed Muntilan. I am in Singapore now, visiting my daughter who lives and works here.

You write so well! I enjoyed your postings always

sima said...

Pak Paulus, my deepest condolence for the loss of your beloved mother.
Thank you for the thought of me when you passed my hometown :)
My best regards for your daughter.

sewa lcd projector said...

sebagai manusia, hal itu sangat wajar asal tidak berlebihan ;D