Sunday, May 29, 2011

Menu Istimewa


Sebelum operasi, aku harus puasa. Setelah operasi selesai, puasa masih berlanjut hingga keesokan harinya. Nggak lapar, tapi hausnya luar biasa. Hanya boleh membasahi bibir dengan sesendok dua sendok air hangat.

Pada pagi harinya barulah boleh makan dan minum.

”Makan bubur ya,” kata suster.

Terbayang bubur ayam yang nikmat... Eh, ternyata salah sangka. Nggak ada tuh ayamnya. Soalnya ini bubur havermut.

Siang harinya pada jam 12 makanan belum datang meskipun sudah ditanyakan ke suster. Sejam kemudian aku kembali menanyakannya.

Kali ini suster mengangkat telepon, lalu bertanya: ”Mau makanan keras atau lunak? Lunak saja ya? Bubur saja dulu.”

”Boleh, asal bubur nasi, ya.”

Ketika menunggu makanan, ada SMS dari teman. ”Mbak, semoga lekas sembuh ya.” Lalu disusul SMS yg berbunyi: ”Mbak, aku lagi makan rawon. Kalo makan rawon, aku ingat mbak Sima.”

Aku tersenyum. Memang aku suka rawon yg terbuat dari daging sapi. Tapi sejak terkena kanker, aku mengurangi makan daging merah.

”Moga2 aku juga dapat rawon,” kataku bercanda.

Sekitar jam 14:15, makanan datang. Pas ngeliat menunya, aku kaget setengah mati.

Ternyata dapat rawon!

Sepiring bubur, semangkok rawon, sepiring tumis tahu dan taoge. Dagingnya agak keras, kontras dengan bubur yg lembek, tapi kuahnya lumayan ok dan anget...

1 comment:

ppob said...

Terimakasih mas share nya bagus banget.. Salam sukses.