Kalau suster kurang ahli, bisa saja aku ditusuk sampai 3x sebelum jarum infus berhasil terpasang dengan baik. Dan itu juga berarti aku harus lebih banyak meringis menahan sakit.
“Suster, bagi nomor hapenya dong,” kata bu dokter ketika aku menjalani kemo ke-17 pada di bulan Agustus kemarin.
Bu dokter memang baik.
Hari itu RS penuh. Hanya ada kamar VIP yang tersisa untuk kemo. Kalau jadwal kemo diubah, agak sulit karena jadwal bu dokter yang padat. Akhirnya dengan berat hati, kemo terpaksa dilakukan di kamar itu.
“Kalau VIP nambah berapa? Pasti mahal. Nanti ongkos dokternya free saja,” kata bu dokter yang memang sering membantu pasien yang kurang mampu.
“Ah, jangan dok...,” kataku. Soalnya kan ga enak juga sama bu dokter yang menghabiskan waktu 3 – 4 jam untuk proses kemo.
Tentu saja bu dokter tidak berubah pikiran.
Bahkan pada kemo yang berikutnya pada tanggal 28 Agustus 2010, yang merupakan kemo terakhirku (horeee...), ia juga tidak meminta bayaran. Hal itu haru aku ketahui ketika akan membayar biaya RS di kasir.
Thank you, doc.
7 comments:
Baik sekali doktermu. Diajak renang bareng aja.
(hehehe... ini bakal jadi topik abadi tampaknya).
ya, Ad, alangkah indahnya kalau ada lebih banyak dokter seperti itu. bu dokter memang suka renang dan diving... :)
wah, mbak Sima, udah mau kemo terakhir ya...horee..., aku juga sudah selesai kemo 1 bln yg lalu, semoga makin sehat ya.. GBU.
hi Ferdi, sama donggg kita..
dah selesai menjalani proses yg jauh dari menyenangkan itu. ya, moga2 semuanya semakin baik. amin...
bu dokter yang baik hati...semoga bu dokter selalu dalam lindungan Nya.amin
Bu dokter memiliki karma yg baik sepeti pepatah bijak yg bilang begini "If the good is sown, the good is collected. When positive things are made, that returns well." Sima, buat postingan tentang ibu dokter berikut fotonya dong :)...
Ely, sayang ya... aku ga ada fotonya bu dokter... dia baik bukan cuma sama orang, jg sama hewan :)
Post a Comment