Friday, September 3, 2010

Ketika suster kecopetan hape

Tingkat kesulitan tusuk-menusuk itu relatif. Ada yang gampang, misalnya menusuk daging buat bikin sate. Yang susah adalah menusukkan jarum infus ke urat nadi yang halus, seperti urat nadi bayi atau urat nadiku.

Kalau suster kurang ahli, bisa saja aku ditusuk sampai 3x sebelum jarum infus berhasil terpasang dengan baik. Dan itu juga berarti aku harus lebih banyak meringis menahan sakit.

Karena itu aku sangat berterima kasih pada suster2 yg jago tusuk. Bu dokter juga sama gembiranya kalau proses penusukan berjalan lancar.

Salah seorang suster di RS yang pandai menusuk dan baik hati adalah Suster Yolanda.

“Suster, bagi nomor hapenya dong,” kata bu dokter ketika aku menjalani kemo ke-17 pada di bulan Agustus kemarin.

“Ga ada dok. Hape saya dicopet di bis,” kata suster, sambil menambahkan sejumlah uang ikut raib.
“Suster, biasanya pake GSM atau CDMA?” aku bertanya.

“Saya pake GSM,” jawabnya.

Aku punya hape yang tidak terpakai. Barangkali suster mau  menerimanya. Tapi sebelum aku sempat mengutarakan maksud tsb, terdengar suara bu dokter.

“Nanti saya kasih. Saya punya Sony Erickson. Masih baru. Baru saya pakai 1x, tapi saya tak pakai. Saya ada yang lain,” katanya bersemangat.

Aku jadi malu.... solnya yg mau aku kasih itu hape Nokia jadul...

Bu dokter memang baik.

Hari itu RS penuh. Hanya ada kamar VIP yang tersisa untuk kemo. Kalau jadwal kemo diubah, agak sulit karena jadwal bu dokter yang padat. Akhirnya dengan berat hati, kemo terpaksa dilakukan di kamar itu.

“Kalau VIP nambah berapa? Pasti mahal. Nanti ongkos dokternya free saja,” kata bu dokter yang memang sering membantu pasien yang kurang mampu.

“Ah, jangan dok...,” kataku. Soalnya kan ga enak juga sama bu dokter yang menghabiskan waktu 3 – 4 jam untuk proses kemo.

Tentu saja bu dokter tidak berubah pikiran.

Bahkan pada kemo yang berikutnya pada tanggal 28 Agustus 2010, yang merupakan kemo terakhirku (horeee...), ia juga tidak meminta bayaran. Hal itu haru aku ketahui ketika akan membayar biaya RS di kasir.

Thank you, doc.

7 comments:

ad said...

Baik sekali doktermu. Diajak renang bareng aja.
(hehehe... ini bakal jadi topik abadi tampaknya).

sima said...

ya, Ad, alangkah indahnya kalau ada lebih banyak dokter seperti itu. bu dokter memang suka renang dan diving... :)

Anonymous said...

wah, mbak Sima, udah mau kemo terakhir ya...horee..., aku juga sudah selesai kemo 1 bln yg lalu, semoga makin sehat ya.. GBU.

sima said...

hi Ferdi, sama donggg kita..
dah selesai menjalani proses yg jauh dari menyenangkan itu. ya, moga2 semuanya semakin baik. amin...

obat kanker said...

bu dokter yang baik hati...semoga bu dokter selalu dalam lindungan Nya.amin

Elyani said...

Bu dokter memiliki karma yg baik sepeti pepatah bijak yg bilang begini "If the good is sown, the good is collected. When positive things are made, that returns well." Sima, buat postingan tentang ibu dokter berikut fotonya dong :)...

sima said...

Ely, sayang ya... aku ga ada fotonya bu dokter... dia baik bukan cuma sama orang, jg sama hewan :)