Thursday, May 20, 2010
Mau untung malah buntung
Karena bosan berjalan terseok-seok, terkadang sambil menahan rasa sakit, akhirnya aku memutuskan untuk pergi juga ke dokter syaraf.
Sebetulnya ini memang agak terlambat karena sudah lama bu dokter yang oncologist di NUH itu menganjurkan agar aku berkonsultasi dengan neuorologist. Tepatnya setelah hasil pemeriksaan MRI dan CT scan bulan Maret 2010 tidak dapat mendeteksi penyebab lemahnya kaki kananku. Hanya saja aku malas sekali ke dokter syaraf. Capek rasanya berobat.
Aku lalu mencoba berenang. Siapa tahu, sakitnya jadi hilang? Aku nggak jago renang tapi bisalah dikit2… Sudah lamaaa… sekali nggak pernah renang, hampir dua tahun kayaknya. Kemarin ini sehabis renang, bukannya kaki jadi enakan, kok malah agak makin sakit kalo dipakai jalan, mungkin juga gara2 terlalu semangat renangnya… Setelah tiga kali berenang, akhirnya aku berhenti.
Akhir April, berhubung sudah mana tahan, akhirnya aku memutuskan untuk ke dokter syaraf di Bintaro. Sebelumnya, aku berinisiatif untuk melakukan pemeriksaan EMG (Elektromyogram), yang memang pernah disinggung oleh bu dokter.
Kemana ya enaknya EMG?
“Kalau mau nggak pake ditusuk, di RS Pluit,” begitu informasi yang aku dengar.
Wah, bagus juga itu. Soalnya ditusuk jarum itu nggak enak, sakit.
Singkat cerita, aku jadi ke RS Pluit untuk EMG. Sebelumnya, dokter yang akan melakukan pemeriksaan menanyakan sedikit tentang keluhanku.
Lalu ia berkata: “Tapi ini nggak pake ditusuk. Jadi hanya kena kulit, nggak kena otot. Hasilnya nggak akurat. Gimana?”
Lho. Dokter ini kok jujur sekali, ya? Apa maksudnya hasil nggak akurat? Logikanya, kalo hasil nggak akurat, kan nggak mungkin RS mau menggunakan alat itu? Aku agak bingung juga. Tapi berhubung sudah jauh2 ke RS, mana parkirnya siang itu kebetulan lagi susah setengah mati, aku bilang: “Nggak apa, dok.”
Jadilah pemeriksaan dilakukan. Biarpun nggak pake ditusuk, ternyata ada saat2 tertentu yang lumayan sakiiit. Soalnya kakiku disetrum.
Pemeriksaannya sendiri nggak lama. Mungkin sekitar 15 menit, dengan biaya Rp 460 ribu. Hasilnya diberikan melalui suster sekitar 15-30 menit kemudian. Waktu aku baca, di situ tidak tertulis adanya syaraf terjepit dsb. Wah, jangan2 pemeriksaannya nggak akurat nih… pikirku.
Keesokan harinya aku berkonsultasi dengan dr. Juwono di RSIB. Pak dokter lalu memeriksa kakiku dan sambil melihat hasil EMG. Ia juga berkesimpulan bahwa tak ada syaraf terjepit, sampai aku memberitahu bahwa pemeriksaan EMG itu nggak pake ditusuk.
“Tidak bisa kalau tidak pakai, ditusuk, tidak akurat,” katanya.
Wah… mesti diulang dong. Betul, pemeriksaan EMG akhirnya diulang dan lebih menyeluruh (jadi biayanya juga >50% lebih mahal). Kebetulan di ruangan dr Juwono juga ada peralatan EMG. Aaaah.. tau begitu, ngapain juga jauh2 ke RS Pluit?
Hasil pemeriksaan EMG yang pakai ditusuk ini ternyata sama: tidak ada syaraf yang terjepit...
Kesimpulan dokter, syaraf tepi melemah, dan ini disebabkan oleh kanker.
Apa solusinya?
Suntik neurobion setiap hari selama 15x berturut-turut dan minum 2 macam vitamin. Aduuuhh, suntik lagi…
Ya sudahlah… Mau nggak mau, ya aku jalani saja….
Tapi syukurlah, puji Tuhan. Setelah suntik sekitar seminggu-10 hari, terasa hasilnya. Kaki kananku terasa lebih kuat, meskipun masih sedikit terseok-seok.
Hari Senin, 10 Mei 2010 kembali aku ke dr. Juwono. Kali ini aku nggak ke RS, tapi pagi2 langsung ke rumahnya (lumayan.. bisa menghemat Rp 50 ribu). Aku tetap disuruh minum vitamin dan suntik 15x, tidak setiap hari, tetapi 2 hari. Lumayan… frekuensi berkurang.
Untuk suntik, kalau hari biasa, bisa ke poliklinik Gramedia. Gratis. Kalau weekend, aku ke klinik 24 jam di dekat rumah. Ongkosnya Rp 40 ribu, sama dengan ongkos konsultasi dokter di klinik tsb. Tapi jarumnya aku bawa sendiri.
Minggu lalu aku berkesempatan menengok ayah yang baru saja pindah ke Solo. Di dekat rumah ada klinik 24 jam dan aku suntik di sana. Biayanya hanya Rp 10.000 plus jarum suntik Rp 2.000. Bedanya jauh ya dengan Jakarta? Tapi fasilitasnya juga beda sih. Tak ada AC. Dan tempat tidur di klinik 24 jam yang ini baunya agak semerbak.
Sebetulnya ini memang agak terlambat karena sudah lama bu dokter yang oncologist di NUH itu menganjurkan agar aku berkonsultasi dengan neuorologist. Tepatnya setelah hasil pemeriksaan MRI dan CT scan bulan Maret 2010 tidak dapat mendeteksi penyebab lemahnya kaki kananku. Hanya saja aku malas sekali ke dokter syaraf. Capek rasanya berobat.
Aku lalu mencoba berenang. Siapa tahu, sakitnya jadi hilang? Aku nggak jago renang tapi bisalah dikit2… Sudah lamaaa… sekali nggak pernah renang, hampir dua tahun kayaknya. Kemarin ini sehabis renang, bukannya kaki jadi enakan, kok malah agak makin sakit kalo dipakai jalan, mungkin juga gara2 terlalu semangat renangnya… Setelah tiga kali berenang, akhirnya aku berhenti.
Akhir April, berhubung sudah mana tahan, akhirnya aku memutuskan untuk ke dokter syaraf di Bintaro. Sebelumnya, aku berinisiatif untuk melakukan pemeriksaan EMG (Elektromyogram), yang memang pernah disinggung oleh bu dokter.
Kemana ya enaknya EMG?
“Kalau mau nggak pake ditusuk, di RS Pluit,” begitu informasi yang aku dengar.
Wah, bagus juga itu. Soalnya ditusuk jarum itu nggak enak, sakit.
Singkat cerita, aku jadi ke RS Pluit untuk EMG. Sebelumnya, dokter yang akan melakukan pemeriksaan menanyakan sedikit tentang keluhanku.
Lalu ia berkata: “Tapi ini nggak pake ditusuk. Jadi hanya kena kulit, nggak kena otot. Hasilnya nggak akurat. Gimana?”
Lho. Dokter ini kok jujur sekali, ya? Apa maksudnya hasil nggak akurat? Logikanya, kalo hasil nggak akurat, kan nggak mungkin RS mau menggunakan alat itu? Aku agak bingung juga. Tapi berhubung sudah jauh2 ke RS, mana parkirnya siang itu kebetulan lagi susah setengah mati, aku bilang: “Nggak apa, dok.”
Jadilah pemeriksaan dilakukan. Biarpun nggak pake ditusuk, ternyata ada saat2 tertentu yang lumayan sakiiit. Soalnya kakiku disetrum.
Pemeriksaannya sendiri nggak lama. Mungkin sekitar 15 menit, dengan biaya Rp 460 ribu. Hasilnya diberikan melalui suster sekitar 15-30 menit kemudian. Waktu aku baca, di situ tidak tertulis adanya syaraf terjepit dsb. Wah, jangan2 pemeriksaannya nggak akurat nih… pikirku.
Keesokan harinya aku berkonsultasi dengan dr. Juwono di RSIB. Pak dokter lalu memeriksa kakiku dan sambil melihat hasil EMG. Ia juga berkesimpulan bahwa tak ada syaraf terjepit, sampai aku memberitahu bahwa pemeriksaan EMG itu nggak pake ditusuk.
“Tidak bisa kalau tidak pakai, ditusuk, tidak akurat,” katanya.
Wah… mesti diulang dong. Betul, pemeriksaan EMG akhirnya diulang dan lebih menyeluruh (jadi biayanya juga >50% lebih mahal). Kebetulan di ruangan dr Juwono juga ada peralatan EMG. Aaaah.. tau begitu, ngapain juga jauh2 ke RS Pluit?
Hasil pemeriksaan EMG yang pakai ditusuk ini ternyata sama: tidak ada syaraf yang terjepit...
Kesimpulan dokter, syaraf tepi melemah, dan ini disebabkan oleh kanker.
Apa solusinya?
Suntik neurobion setiap hari selama 15x berturut-turut dan minum 2 macam vitamin. Aduuuhh, suntik lagi…
Ya sudahlah… Mau nggak mau, ya aku jalani saja….
Tapi syukurlah, puji Tuhan. Setelah suntik sekitar seminggu-10 hari, terasa hasilnya. Kaki kananku terasa lebih kuat, meskipun masih sedikit terseok-seok.
Hari Senin, 10 Mei 2010 kembali aku ke dr. Juwono. Kali ini aku nggak ke RS, tapi pagi2 langsung ke rumahnya (lumayan.. bisa menghemat Rp 50 ribu). Aku tetap disuruh minum vitamin dan suntik 15x, tidak setiap hari, tetapi 2 hari. Lumayan… frekuensi berkurang.
Untuk suntik, kalau hari biasa, bisa ke poliklinik Gramedia. Gratis. Kalau weekend, aku ke klinik 24 jam di dekat rumah. Ongkosnya Rp 40 ribu, sama dengan ongkos konsultasi dokter di klinik tsb. Tapi jarumnya aku bawa sendiri.
Minggu lalu aku berkesempatan menengok ayah yang baru saja pindah ke Solo. Di dekat rumah ada klinik 24 jam dan aku suntik di sana. Biayanya hanya Rp 10.000 plus jarum suntik Rp 2.000. Bedanya jauh ya dengan Jakarta? Tapi fasilitasnya juga beda sih. Tak ada AC. Dan tempat tidur di klinik 24 jam yang ini baunya agak semerbak.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
6 comments:
Mbak, gimana kalo berenangnya jangan dg semangat 45? Kata orang kan berenang itu olahraga yg paling bagus... Eh, katanya sih :))
hi Yik, memang sempat terpikir untuk renang lagi. tapi hanya sekedar terpikir. soalnya aku ini pada dasarnya kan pemalas dan seringkali suka anget2 t**i ayam.
ntar deh renang di pantai dekat rumahmu itu yg indah itu (dah selesai renov-nya?).
sallam knl
kunjungi jg blog saya
salam kenal juga Aisya..
sudah saya kunjungi blognya... :)
Hai mba, mau tanya vitaminnya apa yah ? Dan untuk suntik neurobion dimana yah ? Untuk estimasi harga berapa untuk vitaminnya ? Terima kasih, mohon jawabannya
Hai mba, mau tanya vitaminnya apa yah ? Dan untuk suntik neurobion dimana yah ? Untuk estimasi harga berapa untuk vitaminnya ? Terima kasih, mohon jawabannya
Post a Comment