Tapi sebetulnya berat lho. Namanya juga manusia…. Pastilah ada saat2 ketika yang namanya

Emosi yang bergolak itu aku rasa wajar2 saja. Asalkan kita nggak larut di dalamnya. Marah boleh. Tapi jangan sampai banting HP atau lempar laptop (seperti pengurus PSSI yang kemarin memukul istrinya dengan laptop sampai tewas… ).
Kalo marah atau sedih, biasanya aku berusaha menahan diri dengan menghela napas panjaaaaaang dan mengatakan pada diri sendiri bahwa larut dalam perasaan itu tak ada gunanya. Ngapain kita marah2 atau sedih2 berkepanjangan? Yang ada malah tambah stres dan itu sama sekali tak menyelesaikan masalah.
Aku lalu membayangkan hal2 yang menyenangkan. Mensyukuri apa yang ada dan mencoba melihat betapa indahnya hidup ini. Keindahan itu ada di mana2. Tak usah jauh2, di balik jendela kamarku juga ada.
Tepat di depan kamar, menghadap ke jalan, terdapat pohon mengkudu yang tinggi dengan buah yang sangat lebat. Setiap hari pasti ada beberapa buah yang jatuh ke kebun. Kalau tak segera diambil, buah yang sudah kelewat matang itu akan membusuk dan mengeluarkan cairan beraroma keras yang bisa mematikan sebagian rumput gajah miniku di kebun bawah.
Meskipun demikian, pohon mengkudu ini banyak manfaatnya lho. Selain buahnya yang biasa aku pakai sebagai campuran jus, manfaat lainnya adalah

Kadang2 terdengar kicauan burung yang nyaring. Tapi kalau aku melongok dari jendela, belum tentu tampak si empunya suara, entah di mana ia bersembunyi. Yang selalu tampak adalah kupu2 yang terbang melesat cepat sekali berputar-putar. Ada juga kumbang, tapi aku lebih suka kupu2.
Kupu2 itu kebanyakan warnanya kuning, tetapi ada juga yang biru. Pernah kucingku si Lulu tiba2 melompat ke meja kerjaku sambil mempersembahkan seekor kupu2. Untung hewan malang itu masih hidup dan dapat segera aku lepaskan ke luar jendela….
Interupsi.. interupsi… Hujan lebat turun ketika tulisan ini sedang ditulis dan ooohh… kamarku yang indah ini bocor. Dan pas kena ranjang… Untung di pinggir ranjang, bukan di tengah ranjang….
Untung bocornya kalau hujan lebat saja. Kalau hujannya tidak lebat, tidak bocor. Tapi namanya bocor tetap saja menjengkelkan. Aku sudah pernah berusaha menghubungi tukang yang dulu membuat kamar ini, tetapi HP-nya tidak aktif. Sempat aku kirim SMS tapi tak ada balasan. Kebocoran ini harus segera diatasi. Soalnya kalau didiamkan saja, makin lama bocornya pasti makin besar dan merongrong. Sudah tiga kali aku terganggu oleh bocor ini.
Untung aku punya teman yang bekerja sebagai kontraktor. Besok aku mau minta tolong dia, ah. Temanku ini baik sekali, saking baiknya, aku sampai sungkan karena dia tak mau dibayar untuk jasa tukang yang pernah aku mintai tolong.
