Saturday, November 22, 2008
Sampah Basah di Toilet RS Dharmais
Suatu siang di awal bulan November seorang teman mengabarkan bahwa RS Kanker Dharmais berhasil menjadi juara green office tingkat Jakarta.
“Padahal terakhir kali aku ke sana WC-nya bau pesing,” kataku spontan.
“Mungkin karena mereka hemat air,” jawabnya sambil tertawa.
Maaf ya .. kami tak bermaksud mengolok-olok. Selamat atas keberhasilan RS Dharmais menyandang gelar juara dan menggondol hadiah Rp 10 juta.
RS yang amat luas itu memiliki banyak WC. Yang paling laris adalah yang terletak tak jauh dari lobi, di belakang Café Olala.
Kalau petugas cleaning service baru saja membersihkannya, maka toilet itu tentulah bersih dan wangi. Tetapi kebetulan baunya memang sedang kurang sedap ketika aku menggunakannya.
Soal itu bukan kesalahan pihak RS. Ini gara-gara masih banyak pengunjung yang belum bisa menggunakan WC dengan baik dan benar. Misalnya, ada saja yang masih buang air di lantai, dan bukannya di lubang WC, atau jongkok di kloset duduk. Belum lagi yang ogah antre dan suka nyerobot.
Beberapa hari setelah mendapat kabar mengenai keberhasilan RS Dharmais dalam lomba green office, aku ke sana untuk menjalani bone scan. Pemeriksaan diadakan di lantai dasar yang suasananya cukup sepi, tidak seperti di lobi.
Toilet di bagian radiologi bersih, terutama karena jumlah pemakai tidak banyak. Seperti yang terlihat beberapa bulan sebelumnya, di toilet terpasang poster berisi tata cara mencuci tangan dengan baik.
Setelah dicuci bersih dengan sabun dan air, tangan diseka dengan tisue yang kemudian dipakai untuk mengelap wastafe Ada yang kurang dalam poster itu. Seharusnya ditambahkan agar pemakai toilet membawa sabun dan tisue dari rumah… karena tak ada sabun dan tisue di situ.
. Tapi di toilet lain ada lho, tisuenya. Tepatnya di poliklinik yang terletak di lantai dasar, paling ujung. Ketika aku ke sana pada suatu siang menjelang sore, toilet itu bersih sekali. Dan yang membuatku terharu, di samping kloset terdapat tempat sampah bertuliskan “Sampah Basah.”
Tulisan lengkap tentang keberhasilan Dharmais menyabet gelar juara green office dapat dibaca di :
http://www.thejakartapost.com/news/2008/11/17/hospitals-take-part-effort-reduce-waste-emissions.html
“Padahal terakhir kali aku ke sana WC-nya bau pesing,” kataku spontan.
“Mungkin karena mereka hemat air,” jawabnya sambil tertawa.
Maaf ya .. kami tak bermaksud mengolok-olok. Selamat atas keberhasilan RS Dharmais menyandang gelar juara dan menggondol hadiah Rp 10 juta.
RS yang amat luas itu memiliki banyak WC. Yang paling laris adalah yang terletak tak jauh dari lobi, di belakang Café Olala.
Kalau petugas cleaning service baru saja membersihkannya, maka toilet itu tentulah bersih dan wangi. Tetapi kebetulan baunya memang sedang kurang sedap ketika aku menggunakannya.
Soal itu bukan kesalahan pihak RS. Ini gara-gara masih banyak pengunjung yang belum bisa menggunakan WC dengan baik dan benar. Misalnya, ada saja yang masih buang air di lantai, dan bukannya di lubang WC, atau jongkok di kloset duduk. Belum lagi yang ogah antre dan suka nyerobot.
Beberapa hari setelah mendapat kabar mengenai keberhasilan RS Dharmais dalam lomba green office, aku ke sana untuk menjalani bone scan. Pemeriksaan diadakan di lantai dasar yang suasananya cukup sepi, tidak seperti di lobi.
Toilet di bagian radiologi bersih, terutama karena jumlah pemakai tidak banyak. Seperti yang terlihat beberapa bulan sebelumnya, di toilet terpasang poster berisi tata cara mencuci tangan dengan baik.
Setelah dicuci bersih dengan sabun dan air, tangan diseka dengan tisue yang kemudian dipakai untuk mengelap wastafe Ada yang kurang dalam poster itu. Seharusnya ditambahkan agar pemakai toilet membawa sabun dan tisue dari rumah… karena tak ada sabun dan tisue di situ.
. Tapi di toilet lain ada lho, tisuenya. Tepatnya di poliklinik yang terletak di lantai dasar, paling ujung. Ketika aku ke sana pada suatu siang menjelang sore, toilet itu bersih sekali. Dan yang membuatku terharu, di samping kloset terdapat tempat sampah bertuliskan “Sampah Basah.”
Tulisan lengkap tentang keberhasilan Dharmais menyabet gelar juara green office dapat dibaca di :
http://www.thejakartapost.com/news/2008/11/17/hospitals-take-part-effort-reduce-waste-emissions.html
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
5 comments:
memang susah ya mendidik orang untuk tidak pipis di lantai atau jongkok diatas toilet duduk sehingga tapak sepatunya kelihatan, kadang sepatunya basah pulak! aku sih sebisa mungkin cari WC jongkok supaya gak ribet harus bersihin dudukan toiletnya dulu. WC terbagus menurutku di Mal Artha Gading. Kalau rumah sakit sih yg aku tau ya cuma YPK. Disana cuma ada 1 WC untuk umum dan kecil pulak en gak ada tissue dan sabun untuk cuci tangan.
Lantai satu emang rame banget ya Mbak? Coba deh kalo mo ke toilet naik ke lantai tiga, di deket mushola ada toilet buat pengunjung, dulu sih lumayan bersih ya, gak tau deh skarang..:(
soal toilet yg kurang bersih itu memang pemakainya sih yg paling bertanggung jawab. biar manajemen gedung /RS dan cleaning servis sudah kerja keras, tapi kalau pengunjung kurang sadar, repot juga ya.. tampaknya memang masih diperlukan waktu.
service toilet jabotabek installasi renovasi rumah http://servicetoilet69.blogspot.com atau renovasirenov.blogspot.com
service toilet jabotabek installasi renovasi rumah http://servicetoilet69.blogspot.com atau renovasirenov.blogspot.com
Post a Comment