Tuesday, November 11, 2008

Soeharto dan Nenek Obama

Soeharto dan Nenek Obama punya persamaan. Keduanya sama-sama meninggal dunia pada usia 86 tahun.

Bedanya, Soeharto yang kakek-kakek meninggal karena berbagai komplikasi termasuk penyakit ginjal dan jantung, sedangkan nenek Obama disebutkan meninggal karena kanker.

Madelyn Dunham menghembuskan nafas terakhir tanggal 3 November di rumahnya di Hawai, hanya sehari sebelum digelarnya pemilihan presiden Amerika yang menjadikan Barrack Obama sebagai orang nomor 1 di negara adi kuasa tersebut.

Tahun 1995 Obama juga kehilangan ibunya yang meninggal karena kanker rahim pada usia 53.
Sekarang sudah tahun 2008. Dalam jangka waktu 13 tahun ini banyak penelitian dalam bidang pengobatan kanker yang sudah dilakukan dan menghasilkan obat-obat yang dapat meningkatkan kualitas hidup penyintas kanker.
Yach, memang kematian seseorang tak dapat diramalkan. Nenek Obama ternyata dapat bertahan sampai usia lanjut. Hampir semua media memberitakan kematiannya, tapi tak ada yang menjelaskan kanker apa yang dideritanya dan apa resepnya sampai ia bisa terus menikmati indahnya hidup ini hingga sekian lama. Siapa tahu tarian hula-hula bisa membantu menahan penyebaran sel-sel kanker...

Yang jelas, Madelyn memang hebat. Pada waktu Perang Dunia II, ia bekerja di pabrik perakitan bom di Kansas. Seusai perang, ia meniti karir di sebuah bank di Hawaii sebagai sekretaris dan sukses hingga memegang jabatan sebagai Vice President.
Madelyn inilah yang telah membesarkan Obama selama bertahun-tahun.
Obama memanggilnya “Toot”, kependekan “Tutu” yang berarti nenek dalam bahasa Hawaii.
Madelyn menikah dengan Stanley Dunham dan mempunyai seorang anak perempuan bernama Stanley Ann. Ann menikah dengan Barack Hussein Obama Sr. yang berasal dari Kenya dan di tahun 1961 lahirlah Obama yang kita kenal sekarang ini. Ann kemudian bercerai dan belakangan menikah dengan orang Indonesia, Lolo Soetoro yang sedang kuliah di Hawaii.
Di usia 6 tahun Ann dan suaminya membawa Obama pindah ke Indonesia. Pernikahan mereka tak berlangsung lama dan tahun 1971 Obama terbang ke Hawaii untuk tinggal bersama nenek dan kakeknya hingga selesai SMA.
Untung juga yach ibu Obama mengirimkan anaknya ke Hawaii. Kalau ia masih tinggal di Indonesia, wah, apa ya jadinya…. Eh.. Apa jadi presiden RI?
Obama sering menyebut neneknya sebagai perempuan yang tangguh dan berhasil karena kecerdasan dan keteguhan hatinya.
Sedangkan Ann yang tak banyak disebut-sebut juga merupakan sosok yang mengagumkan. Ia adalah antropolog yang menaruh perhatian besar terhadap perempuan dan rakyat jelata. Ann pernah tinggal di Jakarta dan Yogyakarta, bekerja di Ford Fondation dan USAID. Tenaga dan pikirannya tercurah bagi usaha meningkatkan kesejahteraan penduduk miskin di pedesaan serta kaum perempuan yang tertindas.
Tanpa Madelyn dan Ann, dunia tak akan dapat melihat pemimpin baru yang menjadi tumpuan berjuta-juta umat di Amerika dan dunia.
Nah... teman-teman sesama penyintas kanker, jangan berkecil hati. Siapa tahu dari rahim kita atau anak, cucu, cicit kita .. akan lahir calon pemimpin yang dapat menjadikan Indonesia negara yang berprestasi dan disegani.

3 comments:

Anonymous said...

Seandainya Obama tetap tinggal di Indonesia? Oh, dia pasti sudah jadi bintang sinetron atau VJ di MTV.

Elyani said...

seandainya Obama tetap tinggal di Indonesia...dia pasti gak bisa dipisahkan dengan sambal terasi, lalapan dan ikan asin :)
Sima gimana kabarnya? mudah2an sehat selalu ya ...

Anonymous said...

atau mungkin Obama jadi pemain sepak bola, bisa ngalahin David Beckam .. :)
kabarku baik Ely.. thanks.semoga dirimu jg baik ya..