Wednesday, January 12, 2011

Serba-Serbi Radiasi

 "Selama ini kamu suka cium bau aneh, nggak.?” aku bertanya pada seorang teman.
“Bau apaan? “
"Bau nggak enak, pokoknya bau2an yang kurang sedap.”
"Nggak ada bau apa2 tuh?”
"Bener nggak bau?”
"Nggak. Emangnya kenapa?”
"Aku sudah satu setengah bulan nggak mandi.”
"Hahahaa... yang bener?”
Bener. Ngaku, sudah lama aku nggak mandi beneran. Selama ini aku hanya mandi2an saja. Soalnya aku sedang menjalani radioterapi.... (bukan terapi sambil dengerin radio, lho). Sebelum terapi, bagian badanku digambari dengan garis lurus, lengkung, plus, minus untuk menandai daerah yang akan diradiasi atau disinar (bukan dengan sinar bulan purnama) melalui mesin radiasi (namanya bukan radiator). Tanda yang dibuat dengan spidol warna putih itu tidak boleh hilang. Jadi kalau sedang mandi, aku harus berhati-hati menjaga supaya gambarnya nggak luntur.

Terapi pertama dimulai tgl. 29 November 2010 di RSCM dan dilakukan selama 30x, setiap hari kerja. Oh ya, pernah juga radiasi dilakukan pada hari libur di awal Desember karena ternyata petugasnya tetap bekerja seperti biasa.

Kemarin, 11 Januari 2011, radioterapi sudah tuntas.. tas...tas.. Pada awalnya, aku sempet merasa stres memikirkan bagaimana harus bolak-balik dari rumah ke RSCM lalu ke kantor sebelum akhirnya kembali ke rumah lagi. Pasti repot sekali, macet, capek dan belum susahnya cari parkir di RSCM.

Tapi setelah dijalani, ternyata kok nggak terasa lho.... Mula-mula aku diantar oleh dr. Winarti yang sudah seperti dokter keluarga, lalu sempat juga diantar kawan dan saudara meskipun pada akhirnya aku lebih sering pergi sendiri.

Ada Mas-Mas baik hati yang membantu mencarikan tempat parkir, resepsionis dan kasirnya ramah2, sebagian besar petugas pelaksana radiasi juga melayani dengan empati.

Senangnya... radioterapi sudah selesai.... dan aku pun bebas mandi.

“Iih nggak kebayang, satu setengah bulan nggak mandi,” ujar temenku. “Pantesan aku mau pingsan,” katanya becanda.

“Dokternya pasti pakai masker ya? Supaya nggak kebauan?” sambungnya lagi.

Memang ada petugas yang suka memakai masker, yaitu petugas kebersihan yang sangat rajin membersihkan lantai beberapa kali sehari sehingga lantai RS selalu bersih dan mengkilat.
Dokter, suster dan para petugas lain di bagian Radioterapi nggak ada yang pake masker. Mereka juga nggak pernah mengeluh tentang pasien yang bau..Kenapa ya? Apakah indra penciuman mereka terganggu?

Aku rasa, bukan itu sebabnya. Pasti ada keajaiban yang membuat, para pasien yang lama tidak mandi, tidak mengeluarkan bau. Oh, terima kasih Tuhan... Terima kasih.. Tak terbayangkan bagaimana jadinya kalau tak ada keajaiban itu. Di mana pun kita berada, bisa terjadi kekacauan karena banyak orang pingsan karena kebauan....

Menjelang berakhirnya radioterapi, aku punya rencana untuk merayakannya sendiri. Nanti setelah selesai, aku mau makan enak ekstra di kafetaria RS (meskipun aku juga membawa sedikit bekal makan dari rumah). Radiasi ini sebetulnya sangat singkat. Kalau beruntung, nggak sampai 1 jam, semuanya beres. Tapi kalau lagi apes, bisa berjam-jam.

Di hari terakhir itu aku datang lebih awal karena selain radiasi, aku juga harus konsultasi dengan dokter. Jam 10:30 aku sudah tiba di sana. Ternyata aku kurang beruntung. Jam 14:30 barulah semuanya selesai. Sebelumnya aku memang sudah menghabiskan bekal makan siang, tapi porsinya tak seberapa karena diam-diam memang punya niatan makan enak untuk merayakan peristiwa yang menggembirakan itu...

Aku pun bergegas ke kafetaria. Eeeh, ternyata makanan sudah habis. Tinggal minuman, es campur dan berbagai jus. Aduh kecewa berat nih. Ya sudah, aku beli jus jambu saja dan aku minta agar dimasukkan ke dalam botol air minumku yang sudah kosong.
Setelah itu aku masih sempat membeli 2 bungkus kecil kacang bawang goreng yang berada dalam toples di meja. Lumayanlah, buat tombo kecelik.

Di warung tenda di halaman RSCM juga banyak dijual makanan dan minuman. Tapi kurang berminat makan di sana Aku pernah beli jus kacang hijau di sebuah warung seharga Rp 5.000. Tidak mahal. Tapi di warung lain, harga barang dagangannya mahal sekali. Contohnya Tolak Angin cair. Di apotek dekat rumahku, harganya Rp 7.000 /dos isi 5 bungkus, di warung yang juga dekat rumahku, harganya Rp 2.000/bungkus, tetapi di warung RSCM Rp 2.500. Harga 1 botol Mizone di Carefour Rp 2.800. Di pinggir jalan dekat lampu merah Slipi Rp 5.000, sedangkan di warung RSCM harganya Rp 7.000.

Di kafetaria, harga jus dan kacang tidak mahal. Jusnya Rp 4.800 sedangkan kacang goreng Rp 1.500 per bungkus.

Dalam perjalanan meninggalkan RSCM, aku ingin minum jus jambu. Pasti nikmat sekali rasanya. Mana ya... aku cari-cari nggak ada... Oooh ... rupanya tertinggal di kafetaria...

Naas benar.... Tapi aku bersyukur, coba kalo dompet atau hape yang tertinggal, kan lebih berabe... Syukur juga sempat beli kacang goreng... yang aku habiskan semuanya sekaligus dalam perjalanan. Hehhee.... Biarin dibilang rakus ...
(Terakhir kali aku makan kacang goreng adalah ketika reunian dengan teman2 ex- Asrama Syantikara Yogyakarta pertengahan November 2010).

14 comments:

Pucca said...

horeee... asiknya udah selesai kemoterapi, abis ini boleh mandi lamaan sim, gosok bersih2 semua bagian hehehe..
emang apes jus jambu ketinggalan, mungkin saking senengnya mau merayakan jadi lupa jusnya, untung ada kacang ;)

Elyani said...

boleh luluran juga supaya kulit Sima lebih licin, kinclong dan wangi dong ya! haduh kacang bawang 3 bungkus habis disikat sekaligus moga2 gak bikin Sima ter-kentut2 ya...hahaha :)

amd said...

Tenang Say, nanti kita makan yg uenak-enak di Senayan yaa..? Congrats udah kelar rad nya, semoga besok lancar juga ke NUH nya, Mbak!

sima said...

@pucca, hehehe... senang banget radioterapi dah selesai. bisa gosok sana gosok sini sepuasnya.. segarrrr sekali rasanya...
ga tau tuh kok jusnya bisa ketingalan, mungkin juga karena faktor "U"...jadinya suka lupa.

@ely - luluran? iih.. belum pernah, rasanya geli gitu.... mendingan mandi susu aja ah... hahaha....
kacang bawang cuma 2 bungkus kecil, jadi situasi masih aman terkendali... :)

@amd - oke, oke... ntar makan apa ya... di Senayan. ada bakmi GM, ada nasi gudeg dan nasi bogana.. hmmm.. enaaak...

Once in a Lifetime said...

Syukurlah radioterapi sudah selesai. Mbak makan di kafetaria yang dekat gedung FK ya? emang murmer dan lebih bersih dibanding tenda. Kalau mau soto yang enak dekat jalan kimia (koperasi).

Anas said...

Syukurlah sudah selesai diradio-in, Mbak. Dipikir-pikir masih lumayan juga nih cuaca nggak gerah sekali, jadi mungkin baunya rada berkurang kadarnya. Hehehe... Kalau aku dulu diradiasi pas puanasss sekali di Surabaya.

sima said...

@ elisa: betul, kafetaria di gedung FK yg nyambung ke RSCM.
tau aja tempat2 makan yg enak di rumah sakit, mulai dari RSPIK ke RSCM...:)

@anas: bisa jadi kadarnya menurun karena sering mendung dan ujan. setelah diradiasi, kamu merasakan ada perubahan ga? aku sih ga merasa apa2, tapi hasil pemeriksaan tumor marker menunjukkan ada penurunan.

yik said...

Mb Sima, belated happy new year yah! Dan selamat atas selesainya radioterapi, juga selamat mandi sepuasnya. Nah, krn sekarang sudah harum semerbak, bolehlah mulai bikin rencana liburan ke tempat kita:)

Titah said...

sima,
aku pernah baca tentang kenapa orang asli papua nggak pernah mandi, dan mereka marah sekali saat guru dari jawa mengajak anak2 mereka mandi di sungai.
ternyata, bagi penduduk asli papua mandi itu membuat mereka gampang kena penyakit. karena --konon-- kalau tidak mandi (atau tidak keramas) selama seminggu berturut2 maka kulit akan mengeluarkan zat pembersih sendiri, zat2 antikuman, sehingga "kebersihan" dan "kesehatan" kulit/rambut tetap terjaga. emang benar begitukah? :)

ad said...

ayo kita renang lagi di kolam pribadi! :D
oya, aku punya usul untuk posting berikutnya: review kantin rumah sakit. hehehe.
aku suka makan di kantin RSPI.

Unknown said...

Senangnya denger celoteh asyik Sima di blog ini. Kunanti tulisan berikutnya. Cheers.

sima said...

@ Yik, asyikkknya jalan2 ke Perth.. :) mauuu dong...
tapi entah, kapan ya, mungkin tahun depan.

@ Titah, hah? gitu ya? baru denger tuh... yg aku tau sih, mereka suka ngolesin badan dengan minyak hewani supaya hangat karena udara dingin. aku juga pernah dengar keramasnya pake rinso -moga2 aja kabar itu salah besar ya.

@ad, hmm... mau sih, tapi belum bisa nih. bukan takut kena air lho... tapi sekarang aku ada tugas kerja pagi. eh, apa kamu ada di Jakarta? kalo betul, ayuk pas weekend aja kita renang..
review kantin di RS? hahahhaa... ide yg sangat bagus..... kantin di RSPI enak ya? minggu kemarin bapakku makan soto dan mi di sana (bukan sotomi lho), katanya enak, tapi mahal. buat bapakku, semua makanan di Jakarta mahal, karena dia selalu membandingkan dengan nasi bungkus di Solo (nasi liwet/nasi gudeg hanya Rp 3 ribu).

@ mbak Yuni, trims mbak.. apa kabar? semoga mbak Yuni baik2 saja selalu ya. dan selamat berjuang bersama CISC...
tulisan berikutnya sudah ada di kepala, tapi belum sempat dikeluarkan nih...

Anas said...

mbak sima, sesdh selesai radiasi sih dulu aku juga gak merasakan apa2 (yg jelas sih luegaaa bisa mandi normal), tapi kalau dicek darahnya tiap akhir minggu selalu aja lekosit dan HB-nya turun. syukurlah mbak gak perlu cek darah, jd radiasi bisa lancar tanpa hambatan.

sima said...

iya Anas, memang enak sekali diguyur air sampai puasss....
syukur semuanya lancar. hanya saja ini masih nyeri... :(