Saturday, August 21, 2010

Kemo dan Kurma…. dan Koruptor

Tujuhbelas itu angka keramat, terutama kalau dipadukan dengan angka delapan. Bukan kode buntut, lho. Tapi ya itu.. karena hari kemerdekaan RI. Cuman saja tahun ini tak ada gegap gempita perayaan 17-an. Sepi. Karena bertepatan dengan bulan puasa.

Di mana-mana, keceriaan 17-an hampir tak terasa. Kecuali di LP. Ya, merekalah yang paling ceria karena pada hari itu banyak yang mendapatkan remisi alias pengurangan masa hukuman. Dan yang mengusik rasa keadilan masyarakat, kebijakan itu juga berlaku bagi para koruptor kelas kakap, termasuk mantan anggota DPR, si Amin Nur Nasution, yang juga mantan suami pedangdut Kristina, dan Aulia Pohan, mantan deputi BI dan besan SBY yang terlibat kasus korupsi Rp 100 milyar.

Bahkan pada keesokan harinya Aulia juga langsung bisa menghirup udara bebas lantaran mendapatkan pembebasan bersyarat setelah menjalani 2/3 masa hukumannya. Tahun 2009 Pengadilan Tipikor menjatuhkan vonis 4 tahun 6 bulan, tapi MA memberi korting besar sehingga hukuman menjadi 3 tahun saja. Mungkin MA keseringan membaca iklan diskon besar2an yang ditawarkan department store dan hypermart

Ngomong-ngomong soal angka 17, kemarin (Jumat, 20 Agt. 2010) aku sudah berhasil menyelesaikan kemo ke-17. Horeee… senangnya… Tinggal 1 x lagi, dan selesai sudah proses kemo yang sangat melelahkan ini.

Seperti biasa, sehari sebelum kemo, aku harus menjalani tes darah untuk mengetahui Hb, leukosit dan trombosit. Hb yang dalam kondisi normal seharusnya dapat mencapai angka 12 pernah ngedrop sampai 10. Itu adalah batas terendah. Kurang dari 10, kemo harus ditunda.

Dua minggu terakhir ini aku banyak beristirahat. Dan juga banyak makan kurma. Ini berawal dari datangnya hadiah dari cub reporter yang baru pulang meliput penjualan kurma di Tanah Abang, yang mengalami banyak penurunan dalam beberapa tahun terakhir ini karena persaingan dengan hypermart yang lagi banting2 harga.

“Kurma ini katanya bagus lho untuk tambah darah,” kata dokter hewan yang bercita-cita menjadi wartawan itu.

Kurma memang enak dan sehat, sehingga dianjurkan sebagai pembuka puasa. Oh ya, biarpun aku nggak puasa, tetapi aku suka lemes… bahkan setelah menyantap kurma. Kadang2 nggak ngapa2in, badan terasa capek. Karena itu, sebetulnya aku agak pesimis dengan hasil tes darah.

Tapi tak disangka, ternyata Hb-ku meningkat menjadi 11.6. Itu angka yang bagus sekali mengingat aku masih dalam proses kemo. Apakah ini karena kurma? Bisa jadi…

Dengan hasil tes darah yang membuatku bersemangat itu maka aku menjalani kemo. Beberapa menit lewat jam 12, sebelum kemo dimulai, terlebih dahulu aku diinfus Zometa untuk menguatkan tulang. Ini merupakan ritual yang secara rutin kujalani setiap empat minggu sekali.

Sekitar jam 12:30, makan siang baru datang. Entah kenapa, datangnya telat sekali, padahal biasanya sebelum jam 12 sudah dikirim.

“Mau makan dulu?” tanya bu dokter.

“Ntar aja dok, kalo udah selesai kemo.”

Bu dokter tidak memaksa.

Beberapa saat kemudian, untuk kesekian kalinya ia memeriksa tekanan darahku dan kembali menyuruhku makan.

“Paling enggak, makan saja supnya dulu, dan minum teh manis.”

Aku menuruti nasihat bu dokter. Enak juga supnya. Teh manis buatan bu dokter juga enak.

Setelah aku selesai makan, bu dokter mengukur tekanan darahku lagi.

“Nah sekarang sudah naik, makanya kalo disuruh dokter itu nurut,” katanya sambil tertawa.

"Siap dok... "
Proses kemo pun kembali dilanjutkan. Ditengah-tengah proses itu aku sempat terlelap. Itu adalah akibat salah satu obat yang memang membuat teler. Untung, efeknya nggak lama. Biasanya tak sampai 1 jam aku sudah terbangun. Hari itu kemo selesai sekitar jam 4 sore.

Believe it or not. Percaya nggak percaya. Setelah kemo dan menghabiskan sisa makan siang, badanku terasa lebih segar. Nggak terlalu lemas seperti hari2 sebelumnya. Bahkan dari RS aku bisa nyetir ke kantor dan bekerja sampai jam 9 lewat.

Sungguh karunia besar dari Tuhan yang memberiku kekuatan dan kesanggupan dalam menghadapi semua ini.

Sunday, August 8, 2010

Mengatasi efek samping kemoterapi

“Mbak, tambah gemuk ya?” resepsionis kantor menyapa ketika aku lewat.

“Oh ya?”

“Iya, pipinya makin berisi tuh,” katanya.

Kayaknya bukan cuma pipi, tapi perut rasanya semakin gendut karena celana yang tadinya agak longgar sekarang sudah pas, malahan terasa cukup ketat sehabis makan.

Kok bisa ya? Padahal aku kan lagi dalam proses kemoterapi. Ini adalah proses kemo yang kedua. Lima tahun yang lalu aku juga menjalani kemo selama 6 bulan dan hasilnya, aku jadi super langsing…

Ketika itu aku diet ketat. Takut makan ini dan itu. Akibatnya berat badan turun drastis sampai sekitar 10 kg.

Sekarang aku juga masih diet. Menghindari MSG (vetsin), makanan yang mengandung kolestrol tinggi seperti udang dan cumi, serta mengurangi daging merah, garam dan gula. Di samping itu sedapat mungkin makan banyak sayuran dan buah-buahan. Tapi sekali waktu, misalnya dalam acara di luar rumah, aku juga tidak menolak makan enak, asalkan takaran tidak berlebihan dan tidak sering2.

Di masa kemo, seharusnya kita tidak boleh diet terlalu ketat. Makan daging dan ikan itu perlu, khususnya untuk menambah tenaga. Tapi ya secukupnya saja dan jangan makan lemak dan kulitnya, apalagi tulang dan durinya...

Sebetulnya, banyak juga orang yang kabarnya jadi gemuk setelah kemo. Soalnya mereka stres dan lari ke makanan. Padahal mestinya lari beneran ya, biar sehat. Selain itu berat badan juga bisa meningkat karena jarang bergerak dan pengaruh obat.

Sebaliknya, banyak juga yang jadi kurus karena kehilangan nafsu makan, mual dan muntah2 serta sariawan.

Itu semua adalah efek dari kemo dan radioterapi. Tapi bukan itu saja. Pasien yang menjalani kemo dan/atau radioterapi juga bisa gampang lemas, kehilangan rambut, mengalami menopause dini, kulit kering dan rentan terhadap infeksi.

Bagaimana mengatasinya? Mari kita lihat satu persatu.

1. Jadi gendut

Cara paling efektif adalah dengan mencegah jangan sampai makan berlebihan dan banyak begerak. Jangan melakukan diet ketat tanpa konsultasi dengan dokter.

Usahakan berolah raga ringan sedikitnya tiga kali seminggu selama 40 menit.

Dulu aku rajin ikut senam bersama, tapi sekarang nggak sanggup karena badan mudah sekali cape. Kalau lagi rajin, aku olah raga sendiri sebisanya. Tapi seringkali sangat malas. Mulai akhir bulan lalu, aku berusaha berenang secara rutin. Sayangnya bulan puasa ini teman renangku libur dan kerutinan pun jadi terancam.

2. Tak ada nafsu makan.

Untuk menambah selera makan, santaplah makanan favorit (yang sehat). Makanlah dalam porsi kecil tetapi sering. Kalau sedang makan, jangan disela dengan minum karena itu bisa membuat kenyang dan mengurangi nafsu makan. Lakukan olah raga ringan untuk meningkatkan nafsu makan.

3. Mual dan muntah.

Ada obat anti mual dan muntah yang dapat diberikan bersamaan dengan kemo. Coba tanyakan ke dokter. Tapi ada juga dokter yang memberikan obatnya seusai kemo. Rasa mual bisa menyerang langsung begitu kemo selesai atau beberapa hari kemudian.

Makan dalam porsi kecil tetapi sering. Hindari makanan yang berlemak dan asam, terlalu panas atau terlalu dingin.

Coba makan yang tawar seperti crackers, kentang rebus atau tumbuk, dan nasi. Sayur bening kayaknya enak juga tuh.

Boleh juga minum jus buah atau air dengan es batu, asal jangan terlalu banyak sehingga jadi kenyang duluan... Wedang jahe juga bisa membuat perut jadi enakan.

3. Lemes dan cape

Banyak penyebab rasa lemas dan capai di samping pengobatan itu sendiri. Di antaranya adalah rasa khawatir atau stress, kurang makan, kurang gerak, dan Hb yang turun.

Resep pertama untuk mengatasinya adalah dengan istirahat secukupnya. Idealnya tidur minimal 8 jam.

Jangan minum kopi kalau itu bikin susah tidur.

Batasi gerakan fisik, jangan angkat2 barang yang berat seperti beras dalam karung, semen, tas, koper.. apalagi kalau itu milik tetangga.

Banyak2 menyantap makanan yang mengandung besi seperti bayam, biar kuat kayak Popeye.

Badanku lemes dan cepat cape karena kemarin2 mesti lembur buat ngejar setoran sehingga kurang istirahat. Hb juga turun. Untuk meningkatkannya, aku minum Seongobion atau Hemaglobin 2x1 ditambah dengan folid acid 1x1. Untuk folid acid, aku minum yg generik, murah meriah, hanya Rp 100/tablet.

Semakin banyak kerjaan, semakin rendah Hb, turun dari >12 menjadi 10.0. Gawat. Soalnya kalau dibawah 10, kemo harus ditunda. Terpaksa aku harus disuntik obat agar Hb naik. Ada 3 merek obat, yaitu Hemapo, Eprex dan Recormon. Yang paling ekonomis adalah Hemapo.

4. Sariawan.

Pernah kepikir nggak, kenapa disebut sariawan? Perpaduan dua kata, sari dan awan. Mungkin karena penyakit ini bentuknya seperti awan menempel di gusi.. Hiiii…

Dulu aku pernah kena sariawan. Mula2 aku minum Adem Sari. Manjur, sebentar hilang. Tapi kemudian muncul lagi. Meskipun sudah minum pereda panas dalam lainnya seperti Lo Han Kuo dan Chrysanthemum selain obat kumur dari dokter yang mahal harganya, tapi lama nggak sembuh2…

Jadi mendingan kita coba mencegah timbulnya sariawan dengan berkumur setiap habis makan, kalau perlu gunakan obat kumur. Jangan sampai ada sisa makanan yang tertinggal karena itu dapat memicu timbulknya sariawan.

5. Kulit kering.

Gara-gara kemo, kulitku yang mulus jadi kering, terutama di bagian tangan. Setelah pakai pelembab, mendingan.

6. Rambut rontok

Sebagian besar orang yang dikemo akan kehilangan rambut. Rambut bisa berguguran begitu kemo dimulai, atau setelah kemo beberapa kali. Ada yang rambut habis semua, ada juga yang rambutnya masih tinggal sedikit. Kemo dapat juga merontokkan rambut pada bagian tubuh yang lain seperti alis dan bulu mata. Tapi bulu kuduk dan bulu lain yang tersembunyi dalam lubang.. maksudnya bulu hidung… tampaknya aman2 saja.

Sebelum kemo, bagi yang berambut panjang, lebih baik mengguntingnya hingga pendek agar tidak terlalu kaget nantinya.

Selama rambut menghilang, pakailah wig atau penutup kepala seperti topi, bandana, atau jilbab.

Setelah kemo, rambut akan tumbuh kembali. Kadang2 warna dan teksturnya bisa berubah, bahkan ada yang tadinya lurus menjadi agak keriting. Entah ya, kalau yang keriting, apakah bisa jadi lurus. Soal perubahan warna rambut, ada rambut pirang yang menjadi agak merah atau kecoklatan. Tapi jangan harap ya rambut hitam bisa menjadi pirang…

7. Menurunnya daya tahan terhadap infeksi.

Kemo atau radiasi dapat mengakibatkan berkurangnya sel darah putih, yang sangat penting sebagai benteng terhadap infeksi. Jauhi orang dewasa atau anak2 yang sedang sakit, Hindari kerumunan banyak orang, jangan berdesak-desakan nonton topeng monyet, lagian kasihan dong monyetnya….

8. Menopause dini.

Dosis tinggi kemoterapi atau radiasi dapat memberikan dampak buruk pada ovarium sehingga haid berhenti. Cepat atau lambat, menopause akan datang. Jadi, tidak perlu terlalu dirisaukan. Malah enak, tak perlu pakai pembalut...

Tips di atas juga dapat dibaca di http://www.webmd.com/breast-cancer/guide/treatment-side-effects